Rabu, 08 Juni 2016

paper PEREKONOMIAN INDONESIA “PENGANGGURAN”

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Salah satu masalah yang dihadapi oleh negara Indonesia adalah masalah pengangguran. Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Tingkat pengangguran yang tinggi berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap kemiskinan, kriminalitas dan masalah - masalah sosial politik yang juga semakin meningkat. Dengan jumlah angkatan kerja yang cukup besar, arus migrasi yang terus mengalir, serta dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini, membuat permasalahan tenaga kerja menjadi sangat besar dan kompleks.
Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu pendidikan yang rendah, kurangnya keterampilan, kurangnya lapangan kerja, kurangnya tingkat EQ masyarakat, rasa malas dan ketergantungan diri terhadap orang lain, dan tidak mau berwirausaha.
Jika masalah pengangguran yang demikian rumit dibiarkan berlarut-larut maka sangat besar kemungkinannya untuk mendorong suatu krisis sosial. yang terjadi tidak saja menimpa para pencari kerja yang baru lulus sekolah, melainkan juga menimpa orangtua yang kehilangan pekerjaan karena kantor dan pabriknya tutup. Indikator masalah sosial bisa dilihat dari begitu banyaknya anak-anak yang mulai turun ke jalan. Mereka menjadi pengamen, pedagang asongan maupun pelaku tindak kriminalitas. Mereka adalah generasi yang kehilangan kesempatan memperoleh pendidikan maupun pembinaan yang baik.
RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan pengangguran ?
2.      Apa saja jenis pengangguran ?
3.      Apa penyebab dari pengangguran ?
4.      Bagaimana tingkat pengangguran di Indonesia ?
5.      Apa dampak dari pengangguran ?
6.      Bagaimana cara untuk mengatasi pengangguran ?


1.2 TUJUAN
1.      Memberikan informasi tentang pengertian pengangguran secara umum maupun menurut para ahli
2.      Memberikan informasi tentang jenis-jenis pengangguran yang ada di Indonesia
3.      Menjelaskan  penyebab dari pengangguran
4.      Menjelaskan tentang tingkat pengangguran di Indonesia
5.      Memberikan informasi tentang dampak dari pengangguran
6.      Memberikan informasi cara untuk mengatasi pengangguran


BAB 2
LANDASAN PUSTAKA

2.1 Masalah Kelebihan Tenaga Kerja
Lewis tidak menyangkal bahwa beberapa negara berkembang, seperti di negara-negara  Afrika dan Amerika Latin, terdapat masalah kekurangan tenaga kerja. Akan tetapi di banyak negara berkembang lainnya, India, Mesir, Jamaika, dan negara kita sendiri, terdapat tenaga kerja yang berlebih. Di negara ini jumlah penduduk tidak seimbang jika dibandingkan modal dan kekayaan alam yang tersedia, dan sebagai akibat dari keadaan ini terdapat kegiatan-kegiatan ekonomi yang produktivitasnya sangat kecil, atau nol. Maka apabila sebagian dari pekrja dalam kegiatan tersebut dipindahkan ke kegiatan lain, produksi dalam sektor yang pertama tidak akan menurun. Di sektor pertanian, tanah yang dimiliki kebanyakan petani luasnya sangat terbatas sehingga sebagian anggota keluarga dapat bekerja pada kegiatan lain tanpa mengurangi produksi keluarga tersebut. Juga di beberapa jenis kegiatan jasa terdapat pekerjaan-pekerjaan yang dikerjakan oleh jumlah pekrja yang melebihi daripada yang sebenarnya diperlukan.

Kelebihan tenaga kerja tersebut merupakan pengangguran terselubung yang dapat dialihkan dan digunakan sektor lain tanpa mengurangi produksi di sektor di mana pada mulanya para penganggur  tersebut barada. Selain itu masih terdapat beberapa sumber lain untuk tambahan tenaga kerja yang diperlukan oleh sektor yng berkembang, yaitu: kaum wanita yang bekerja dalam keluarga atau rumah tangganya sendiri, pertambahan penduduk dari masa ke masa, dan pengangguran baru yang diciptakan oleh pertambahan efisiensi. Sumber-sumber tenaga kerja ini memungkinkan negara yang menghadapi masalah kelebihan penduduk mengembangkan industi-industri baru dan kegiatan-kegiatan ekonomi baru lainnya tanpa mengalami kekurangan tenaga kerja yang tidak terdidik. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa penawaran tenaga kerja tidak terbatas. Pada mulanya akan dihadapi masalah kekurangan tenaga kerja terampil dan terdidik, tetapi dalam jangka panjang hal ini dapat diatasi dengan memperluas pendidikan. Dengan demikian hambatan pembangunan yang terutama adalah kekurangan modal dan kekayaan alam yamg terbatas.


(Disadur dari Buku Sukirno, 2006)

Menurut Edgar O. Edward (tahun 1974 ) buku Ekonomi Pembangunan (Lincolin Arsyad, 1999: 35) perlu diperhatikan dimensi-dimensi:
1.      Waktu (banyak di antara mereka yang bekerja lebih lama, misalnya jam kerjanya per hari, per minggu, atau per tahun).
2.      Produktivitas (kurangnya produktivitas seringkali disebabkan oleh kurangnya sumber daya-sumber daya komplementer Untuk melakukan pekerjaan).
3.      Intensitas pekerjaan (yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi makanan)

Menurut Edgar O. Edward (tahun 1974 ) Pengangguran dibagi kedalam 5 Bentuk :
1.      Pengangguran terbuka : baik sukarela (mereka yang tidak mau bekerja karena mengharapkan pekerjaan yang lebih baik) maupun secara terpaksa (mereka yang mau bekerja tetapi tidak memperoleh pekerjaan).
2.      Setengah menganggur (underemployment): yaitu mereka yang bekerja lamanya (hari, minggu, musiman) kurang dari yang mereka biasa kerjakan.
3.       Tampaknya bekerja tetapi tidak bekerja secara penuh: yaitu mereka yang tidak digolongkan sebagai pengangguran terbuka dan setengah pengangguran, termasuk di sini adalah:
a.       Pengangguran tak kentara (disguised unemployment) Misalnya para petani yang bekerja di lading selama sehari penuh, apdahal pekerjaan itu sebenarnya tidak memerlukan waktu selama sehari penuh.
b.      Pengangguran tersembunyi (hidden unemployment) Misalnya oaring yang bekerja tidak Sesuai dengan tingkat atau jenis pendidikannya.
c.        Pensiun lebih awal
Fenomena ini merupakan kenyataan yang terus berkembang di kalngan pegawai pemerintah. Di beberapa negara, usia pensiun dipermuda sebagai alat menciptakan peluang bagi yang muda untuk menduduki jabatan di atasnya.
4.      Tenaga kerja yang lemah (impaired): yaitu mereka yang mungkin bekerja full time, tetapi intensitasnya lemah karena kurang gizi atau penyakitan.
5.       Tenaga kerja yang tidak produktif : yaitu mereka yang mampu untuk bekerja secara produktif tetapi karena sumber daya-sumber daya penolong kurang memadai maka mereka tidak bisa menghasilkan sesuatu dengan baik.

2.2 Pengertian Pengangguran
Kita sering mendengar kata pengangguran, tapi apakah kita tau apa itu arti pengangguran yang sebenarnya? Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya.
Seperti halnya hal-hal lain pengangguran juga di golongkan menjadi beberapa jenis seperti :  a) Pengangguran Ketidakcakapan Pengangguran ketidak  cakapan adalah pengangguran yang terjadi karena seseorang mempunyai cacat fisik atau jasmani, sehingga dalam dunia perusahaan mereka sulit untuk diterima menjadi pekerja/karyawan, b)  Pengangguran tak kentara atau pengangguran terselubung (disguised unemployment/invisible unemployment) adalah pengangguran yang terjadi apabila para pekerja telah menggunakan waktu kerjanya secara penuh dalam suatu pekerjaan, tetapi dapat ditarik ke sektor lain tanpa mengurangi outputnya, c)  Pengangguran kentara atau pengangguran terbuka (visible unemployment) adalah pengangguran yang timbul karena kurangnya kesempatan kerja atau tidak adanya lapangan pekerjaan. (lihat pada ssbelajar.blogspot.com)
Banyak hal yang menyebabkan banyaknya pengangguran di negara ini,  Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi mencatat bahwa jumlah Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia per 31 Mei berjumlah 45.981 jiwa. Jumlah TKA tertinggi menurut propinsi berada di Propinsi DKI Jakarta, sejumlah 28.663 jiwa .TKA dengan jumlah tertinggi berasal dari RRC sejumlah 8.620 jiwa dan diikuti TKA Jepang sejumlah 5.295 jiwa (Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2010). Survey yang dilakukan Bank Indonesia terhadap TKA menunjukkan lbahwa banyak TKA tersebut yang mendapat gaji dan fasilitas lebih baik daripada tenaga kerja lokal (lihat Yudanto, 2009).
Dari hasil survey terhadap 365 orang TKA, didapatkan hasil bahwa persentase TKA yang mendapat gaji lebih dari Rp. 25 juta sampai Rp. 50 juta dengan pendidikan setingkat SMA adalah sebesar 20% dari responden lulusan SMA, tingkat pendidikan setingkat S1 sebesar 15% dari responden lulusan S1, serta TKA dengan tingkat pendidikan setingkat S2 dan S3 sebesar 20% dari responden lulusan S2 dan S3. Dari sisi industri, terdapat permasalahan berupa pemenuhan kebutuhan tenaga kerja. tenaga kerja atau karyawan merupakan hal vital bagi industri.
Jika industri kekurangan tenaga kerja, maka dampaknya akan sangat besar. Permasalahan yang biasanya terjadi adalah, kebutuhan tenaga kerja tidak terpenuhi dalam. Seperti diketahui, biaya untuk merekrut tenaga kerja baru cukup tinggi (Willette, 2010). Biaya dalam hal ini bisa juga diartikan dalam kerugian yang akan dialami industri. Biaya tersebut, antara lain : a) Beban kerja. Ketika ada karyawan yang mengundurkan diri, maka akan ada pekerjaan karyawan tersebut yang ditinggalkan dan harus ditangani oleh karyawan yang lain. Karyawan yang mendapatkan pekerjaan tambahan pastinya akan menuntut tambahan insentif. Insentif bisa berupa insentif lembur atau insentif tambahan pekerjaan. Hal ini membut perusahaan harus meneluarkan 2 kali gaji dan hal tersebut cukup merugikan, b) Tidak efisien waktu. Untuk melakukan seleksi karyawan baru, dibutuhkan waktu yang cukup lama. Hal ini akan membuat tidak efisien terhadap waktu. Waktu tersebut seharusnya bisa dialokasikan untuk sesuatu yang lebih produktif, c) Biaya iklan lowongan. Untuk mengiklankan informasi lowongan pekerjaan, dapat dilakukan melalui internet, pamflet, email, radio, televisi, koran, atau media lainnya.Untuk melakukannya, membutuhkan biaya yang cukup tinggi dan hal tersebut membuat perusahaan harus mengeluarkan biaya yang tinggi, d) Hilangnya produktivitas. Jika ada karyawan yang mengundurkan diri, meninggalkan pekerjaan yang belum terselesaikan. Hal ini dapat mengurangi produktivitas kerja individu dan perusahaan, e) Biaya pewawancara pelamar. Untuk melakukan wawancara, perusahaan harus membayar pewawancara. Biaya untuk membayar pewawancara tidak murah. Jika perusahaan melakukan ini berkali-kali, maka biayanya akan semakin tinggi.(lihat heavenoflight.blogspot.com)
Ada beberapa sebab langsung terjadinya pengangguran besar-besaran di Indonesia yaitu : 1) Pemutusan Hubungan Kerja, 2) kelangkaan lapangan kerja, 3) Pemulangan TKI ke Indonesia, 4) Rasionalisasi kariawan.  Selain itu pengangguran pada umumnya disebabkan karena tidak seimbangnya antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.
            Pada tanggal 17 0ktober kemarin, komunitas Global baru saja merayakan hari anti kemiskinan sedunia. Tetapi di negeri ini masalah kemiskinan bukanlah hal yang luar biasa. Sejak jaman nenek moyang kita predikat negara miskin masih saja melekat pada negeri ini. Keadaan ini sangat berbanding terbalik dengan kekayaan alam yang kita miliki. Mungkin karena negara kita terlalu kaya akan sumber daya alam yang melimpah menyebabkan ara investor asing kian berdatangan, kedatangan investor asing bukan malah membawa kebaikan malah justru membuat pengangguran semakin bertambah karena investor-investor asing lebih banyak mencari tenaga kerja yang berkulitas dan bermutu.


Pengangguran di Indonesia
Pengangguran merupakan salah satu masalah yang ada di negeri kita. Banyaknya pengangguran menjadikan Indonesia terkenal dengan kemiskinannya. Semakin banyaknya pengangguran keadaan ekonomi bangsa kita semakin buruk. pengangguran di Indonesia terus meningkat sampai mencapai titik yang mengkhawatirkan.
Menurut Sudradjad dalam bukunya yang berjudul Kiat Mengentaskan Pengangguran melalui Wirausaha menyebutkan bahwa faktor yang menyebabkan terjadinya banyak pengangguran adalah rendahnya kualitas pendidikan. Masyarakat bangsa kita kalah dengan orang asing yang mendaftar pekerjaan di negara kita ini. Ada juga lapangan kerja yang memerlukan skill khusus yang hanya menerima pencari kerja yang benar-benar ahli dalam skill yang dibutuhkan seperti contohnya Bahasa Inggris, Ilmu komputer. Hal ini membuat pengangguran semakin meningkat karena tidak ada titik temu antara pencari kerja dan lapangan pekerjaan.  Ini terjadi karena pencari kerja hanya berbekal sekolah umum dan hanya sedikit yang berasal dari ilmu kejuruan atau bahkan mereka hanya lulusan SD.
Faktor yang lain yaitu kurangnya lapangan pekerjaan sedangkan jumlah penduduknya sangat banyak. Hal ini dapat mengakibatkan banyaknya jumlah pengangguran karena masyarakat kita hanya mengandalkan kemampuannya untuk menjadi pegawai tidak memikirkan bahwa berwirausaha itu lebih baik.
Menurut Sudradjad kurangnya ketrampilan yang dimiliki oleh masyarakat juga menjadi faktor penyebab terjadinya pengangguran. Perusahaan tidak hanya menginginkan pegawainya yang memiliki jenjang pendidikan yang tinggi tetapi justru ketrampilan yang baik yang mereka harapkan.
Faktor lainnya yaitu rasa malas. Masyarakat Indonesia tidak sedikit yang hanya mengandalkan penghasilan orang tua karena orang tuanya kaya. Masyarakat Indonesia juga kurang mempunyai motivasi dalam dirinya untuk bekerja. Karena sudah lelah dalam memcari pekerjaan tetapi hasilnya nihil maka pencari kerja ini kehilangan kepercayaan dirinya dan mereka lupa bahwa sebenarnya bekerja tidak hanya di perusahaan tetapi masih banyak bidang lain seperti peternakan, industri kecil.
Dan faktor yang paling utama menurut Sudradjat adalah kurangnya jiwa wirausaha yang dimilik oleh masyarakat Indonesia. Lulusan Negara kita banyak yang hanya menjual ijazahnya ke perusahaan untuk melamar pekerjaan di perusahaan tersebut. Padahal hanya beberapa saja yang bisa di terima. Mereka kurang menyadari bahwa bila dengan berwirausaha mereka akan bisa cepat sukses tanpa bergantung dengan orang lain serta mampu membuka lapangan pekerjaan untuk mengurangi pengagguran yang terjadi di Indonesia. Pengangguran merupakan masalah yang membawa masyarakat kepada kemiskinan. Hal ini yang memicu segala persoalan yang terjadi yang selalu menghantui Bangsa Indonesia. Maka dari itu jiwa wirausaha sangat penting.

BAB 3
PEMBAHASAN

Pengertian Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomiankarena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Adapun pengertian pengangguran menurut para ahli:
Menurut Sukirno ( 2004 : 28 ) pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya. Selanjutnya International Labor Organization ( ILO ) memberikan definisi pengangguran yaitu :
·         Pengangguran terbuka adalah seseorang yang termasuk kelompok penduduk usia kerja yang selama periode tertentu tidak bekerja, dan bersedia menerima pekerjaan, serta sedang mencari pekerjaan.
·         Setengah pengangguran terpaksa adalah seseorang yang bekerja sebagai buruh karyawan dan pekerja mandiri ( berusaha sendiri ) yang selama periode tertentu secara terpaksa bekerja kurang dari jam kerja normal, yang masih mencari pekerjaan lain atau masih bersedia mencari pekerjaan lain / tambahan ( BPS, 2001: 4 ).

Sedangkan menurut Survei Angkatan Kerja Nasional ( SAKERNAS ) menyatakan bahwa :
·         Setengah pengangguran terpaksa adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu yang masih mencari pekerjaan atau yang masih bersedia menerima pekerjaan lain.
·         Setengah pengangguran sukarela adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu namun tidak mencari pekerjaan dan tidak bersedia menerima pekerjaan lain ( BPS, 2000: 14 ).

Jenis Pengangguran
Berdasarkan jam kerja
Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:
·         Pengangguran terselubung (disguised unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
·         Pengangguran setengah menganggur (under unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
·         Pengangguran terbuka (open unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.

Berdasarkan penyebab terjadinya
Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 9 macam:
·         Pengangguran friksional (frictional unemployment) adalah pengangguran karena pekerja menunggu pekerjaan yang lebih baik.
·         Pengangguran struktural (Structural unemployment) adalah pengangguran yang disebabkan oleh penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja.
·         Pengangguran teknologi (Technology unemployment) adalah pengangguran yang disebabkan perkembangan/pergantian teknologi. Perubahan ini dapat menyebabkan pekerja harus diganti untuk bisa menggunakan teknologi yang diterapkan.
·         Pengangguran kiknikal adalah pengangguran yang disebabkan kemunduran ekonomi yang menyebabkan perusahaan tidak mampu menampung semua pekerja yang ada. Contoh penyebabnya, karena adanya perusahaan lain sejenis yang beroperasi atau daya beli produk oleh masyarakat menurun.
·         Pengangguran musiman adalah pengangguran akibat siklus ekonomi yang berfluktuasi karena pergantian musim. Umumnya pada bidang pertanian dan perikanan. Contohnya adalah para petani dan nelayan.
·         Pengangguran setengah menganggur adalah pengangguran di saat pekerja yang hanya bekerja di bawah jam normal (sekitar 7-8 jam per hari).
·         Pengangguran keahlian adalah pengangguran yang disebabkan karena tidak adanya lapangan kerja yang sesuai dengan bidang keahlian. Pengangguran jenis ini disebut juga pengangguran tidak kentara dikarenakan mempunyai aktivitas berdasarkan keahliannya tetapi tidak menerima uang. Contohnya adalah anak sekolah (siswa) atau mahasiswa. Mereka adalah ahli pencari ilmu, tetapi mereka tidak menghasilkan uang dan justru harus mengeluarkan uang atau biaya, misalnya harus membeli paket buku LKS atau membayar biaya kursus yang diselenggarakan oleh sekolahnya sendiri. Contoh lainnya adalah (misalnya) seorang pelatih pencak silat yang tidak meminta gaji dari organisasinya. Pengangguran tidak kentara ini, juga bisa disebut sebagai pengangguran terselubung.
·         Pengangguran total adalah pengangguran yang benar-benar tidak mendapat pekerjaan, karena tidak adanya lapangan kerja atau tidak adanya peluang untuk menciptakan lapangan kerja.
·         Pengangguran unik adalah pekerja yang menerima gaji secara rutin tanpa pemotongan, tetapi di tempat kerjanya hanya sering diisi dengan bercerita sesama pekerja karena minimnya pekerjaan yang harus dikerjakan. Hal ini disebabkan karena tempat kerjanya kelebihan tenaga kerja. Pengecualian untuk pegawai atau petugas pemadam kebakaran atau penanggulangan bencana alam. Pegawai atau petugas seperti demikian tenaganya harus disimpan dan dipersiapkan secara khusus jika ada pelatihan atau simulasi atau harus diterjunkan pada situasi sebenarnya.

Penyebab terjadinya pengangguran
  1. Pendidikan rendah. Pendidikan yang rendah dpat menyebabkan seseorang kesulitan dalam mencari pekerjaan. Di karenakan semua perusahaan membutuhkan pegawai seminimal SMA.
  2. Kurangnya keterampilan. Banyak mahasiswa atau lulusan SMA yang sudah mempunyai kriteria dalam bekerja,namun dalam teknisnya keterampilannya masih kurang. Sehingga susah dalam mencari pekerjaan.
  3. Kurangnya lapangan pekerjaan. Setiap tahunnya, Indonesia memiliki jumlah lulusan sekolah atau kuliah yang begitu tinggi. Jumlah yang sangat besar ini tidak seimbang dengan lapangan pekerjaan yang ada, baik yang di sediakan oleh pemerintah maupun swasta.
  4. Kurangnya tingkat EQ masyarakat. Tingkat EQ meliputi kemampuan seseorang dalam mengandalikan emosi, yang berpengaruh terhadap keterampilan berbicara/berkomunikasi, bersosialisasi, kepercayaan diri, dan sifat lainnya yang mendukung dalam hidup di masyarakat. Orang yang pandai berkomunikasi dan pandai bersosialisasi lebih mudah mendapatkan pekerjaan di banding orang yang selalu pendiam dan tidak berani mengeksplor potensi diri.
  5. Rasa malas dan ketergantungan diri pada orang lain. Misalnya ada seorang lulusan sarjana yang kemudian tidak mau bekerja dan lebih suka menggantungkan hidup kepada orang tua atau pasangannya bila sudah menikah. Ia termasuk pengangguran, selain itu ia melewatkan peluang untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan bagi orang lain.
  6. Tidak mau berwirausaha. Umumnya sesorang yang baru lulus sekolah/kuliah terpaku dalam mencari pekerjaan, seolah itu adalah tujuan yang sangat mutlak. Sehingga persaingan mencari pekerjaan lebih besar di bandingkan membuat suatu usaha.


Tingkat pengangguran di Indonesia
Melemahnya daya serap tenaga kerja di beberapa sektor industri, membuat angka pengangguran bertambah. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah pengangguran di Indonesia pada Agustus 2015 sebanyak 7,56 juta orang, bertambah 320 ribu orang dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 7,24 juta jiwa.
Pada Agustus 2015, tingkat pengangguran terbuka menurut pendidikan didominasi oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12,65 persen, disusul Sekolah Menengah Atas sebesar 10,32 persen, Diploma 7,54 persen, Sarjana 6,40 persen, Sekolah Menengah Pertama 6,22 persen, dan Sekolah Dasar ke bawah 2,74 persen.
Dikutip CNNIndonesia, Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS Razali Ritonga mengatakan jumlah angkatan tenaga kerja meningkat sedangkan daya serap tenaga kerja dari beberapa industri melemah.
Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2015 bertambah 510 ribu orang menjadi 122,38 juta, dibandingkan Agustus 2014 yang sebanyak 121,87 juta jiwa. "Ada PHK dan daya serap yang agak menurun, sehingga pengangguarn meningkat," kata Rizali di kantor pusat BPS, Jakarta, Kamis (5/11).
Razali mengatakan sebagian industri yang melakukan PHK adalah industri yang memiliki ketergantungan terhadap bahan baku impor. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turut menambah beban biaya produksi sektor industri tersebut.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional ditambah terseoknya nilai rupiah terhadap dolar memicu terjadinya gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di seluruh Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Tenaga Kerja, jumlah karyawan yang dirumahkan 26.506 orang sepanjang September 2015.
Pemerintah sudah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi yang diharapkan bisa menarik investasi dan membuka lapangan pekerjaan. Pemerintah memberi banyak insentif bagi penanaman modal, salah satunya kemudahan berinvestasi di kawasan industri.
Dari data BPS, selama setahun terakhir (Agustus 2014-Agustus 2015) kenaikan penyerapan tenaga kerja terjadi terutama di Sektor Konstruksi sebanyak 930 ribu orang (12,77 persen), Sektor Perdagangan sebanyak 850 ribu orang (3,42 persen), dan Sektor Keuangan sebanyak 240 ribu orang (7,92 persen).
Penyerapan tenaga kerja hingga Agustus 2015 masih didominasi oleh penduduk bekerja berpendidikan rendah, yaitu SD ke bawah 50,8 juta orang (44,27 persen) dan SMP 20,7 juta (18,03 persen). Penduduk bekerja berpendidikan tinggi hanya sebanyak 12,6 juta orang, mencakup 3,1 juta diploma dan 9,5 juta sarjana.

Dampak Pengangguran
1.      Pendapatan Per Kapita
Orang yang menganggur berarti tidak memiliki penghasilan sehingga hidupnya akan membebani orang lain yang bekerja. Dampaknya adalah terjadinya penurunan pendapatan per-kapita. Dengan kata lain, bila tingkat pengangguran tinggi maka pendapatan per kapita akan menurun dan sebaliknya bila tingkat pengangguran rendah pendapatan per kapita akan meningkat, dengan catatan pendapatan mereka yang masih bekerja tetap.
2.      Pendapatan Negara
Orang yang bekerja mendapatkan balas jasa berupa upah/gaji, Upah/gaji tersebut sebelum sampai di tangan penerima dipotong pajak penghasilan terlebih dahulu. Pajak ini merupakan salah satu sumber pendapatan negara sehingga bila tidak banyak orang yang bekerja maka pendapatan negara dari pemasukan pajak penghasilan cenderung berkurang.
3.      Beban Psikologis
Semakin lama seseorang menganggur semakin besar beban psikologis yang ditanggungnya. Orang yang memiliki pekerjaan berarti ia memiliki status sosial di tengah-tengah masyarakat. Seseorang yang tidak memiliki pekerjaan dalam jangka waktu lama akan merasa rendah diri ( minder ) karena statusnya yang tidak jelas.
4.      Munculnya Biaya Sosial
Tingginya tingkat pengangguran akan menimbulkan pengeluaran berupa biaya-biaya sosial seperti biaya pengadaan penyuluhan, biaya pelatihan, dan biaya keamanan sebagai akibat kecenderungan meningkatnya tindak kriminalitas.

Cara mengatasi pengangguran
·      Meningkatkan peran pemerintah dalam penyediaan lapangan kerja dan menyedikan infrastruktur perekonomian
·      Bank sentral menurunkan suku bunga untuk mendorong investasi
·      Meningkatkan mutu pendidikan,
·      Meningkatkan latihan kerja untuk memenuhi kebutuhan keterampilan sesuai tuntutan industri modern,
·      Meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan,
·      Mendorong terbukanya kesempatan usaha - usaha informal,
·      Meningkatkan pembangunan dengan sistem padat karya, 
·      Membuka kesempatan kerja ke luar negeri

 

Cara mengatasi pengangguran struktural

Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah:
·         Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.
·         Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan.
·         Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan
·         Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.

Cara mengatasi pengangguran friksional
Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut:
·         Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya.
·         Deregulasi dan debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru.
·         Menggalakkan pengembangan sektor informal, seperti home industry.
·         Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor formal lainnya.
·         Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.

Cara mengatasi pengangguran musiman

Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara sebagai berikut:
·         Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain.
·         Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.

Cara mengatasi pengangguran siklis

Untuk mengatasi pengangguran jenis ini antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut:
·         Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa.
·         Meningkatkan daya beli masyarakat.

Cara mengatasi pengangguran konjungtural
·         Meningkatkan daya beli masyarakat  
·         Mengatur bunga Bank agar tidak terlalu tinggi 

Cara Mengatasi pengangguran deflasioner
·         Pelatihan tenaga kerja  
·         Menarik investor baru  

Cara mengatasi pengangguran teknologi : 
Pengenalan teknologi yang ada sejak usia dini Pelatihan tenaga pendidik untuk menguasai teknologi baru yang harus disampaikan pada anak.

BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pengangguranmerupakan masalah yang sangat serius di Indonesia. Oleh karena itu, harus ditangani lebih serius agar kestabilitasan pemerintah tidak terganggu. Karena penanganan masalah pengangguran yang tidak serius dapat mengancam kestabilitasan semua instansi kepemerintahan.
Untuk itu masalah ini bukan hanya tanggung jawab dari Departemen Ketenaga Kerjaan dan Transmigrasi, tetapi menjadi tanggung jawab kita semua demi meningkatkan kesejahteraan rakyat dan memperbaiki perekonomian Indonesia. Untuk itu dalam hal ini dibutuhkan kerjasama dari semua pihak yang terkait sangat dibutuhkan demi tercapainya tujuan untuk mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia
Saran
Untuk mengurangi tingkat pengangguran, maka harus ada peran pemerintah. Pemerintah harus bisa mengeluarkan kebijakan yang bisa terciptanya lapangan pekerjaan, serta menjalankan kebijakan yang konsisten tersebut dengan sungguh-sungguh sampai terlihat hasil yang maksimal. Pemerintah memberikan penyuluhan, pembinaan dan pelatihan kerja kepada masyarakat untuk bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya masing-masing untuk mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktifitas dan kesejahteraan. Selain dari pemerintah, masyarakat juga harus ikut berpartisipasi dalam upaya pengurangan jumlah pengangguran yang terjadi di Indonesia.

BAB 5
DAFTAR PUSTAKA

Arastid.lincolin, Ekonomi Pembangunan.
Sukirno.Sadono, EKONOMI PEMBANGUNAN proses, masalah, dan dasar kebijaksanaan.
https://beritagar.id/artikel/berita/data-bps-pengangguran-di-indonesia-756-juta-orang
Http: //ekonomi-indonesia-bisnis.infogue.com
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengangguran